Situasi internal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali memanas, ketika keinginan diadakannya Kongres Luar Biasa (KLB) terhadap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin bergulir. Namun, PSSI Jawa Barat menilai adanya KLB menjadi isu yang sarat akan kepentingan dan politisasi.
Hal itu diungkapkan Bendahara II PSSI Jawa Barat Pradi Supriatna. Menurutnya KLB bermakna tidak memberikan kesempatan kepada ketua umum beserta pengurus yang sudah terpilih. Sebab, kata dia, pengurus saat ini baru sekira enam bulan menjabat dan masih menyusun program kerja.
“Mereka lagi susun program kerja sudah diintervensi, tidak pada saatnya ada KLB, ayo kita duduk bersama, kalaupun masalah LPI atau LSI, saya memandang masalah ini dengan kaca mata positif ini karena haus akan prestasi, mereka berlomba untuk berikan yang terbaik, perlu kita akomodir,” tuturnya kepada wartawan di Depok, Jawa Barat, Minggu (25/12/11).
PSSI Jabar, kata dia, hingga kini belum sampai bergejolak atau berpengaruh terhadap isu tersebut. Namun, lanjutnya, pihaknya mendorong pemerintah khususnya Kementrian Pemuda dan Olah Raga (Kemenegpora) untuk menjadi fasilitator pihak – pihak yang berkepentingan.
“Mari kita duduk bersama, Menpora fasilitasi kita dorong, yang dikorbankan para generasi kita, di Jabar memang belum berpengaruh, kita hanya menunggu, mudah – mudahan bisa laksanakan segera duduk bersama, kita dialog,” tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, kekisruhan ini juga berujung pada mundurnya pelatih Tim Nasional U – 23 Rahmat Darmawan. “Kita harus mengejar banyak kegiatan, kompetisi lokal dan internasional, agenda padat, RD mundur juga karena dia merasa kok atmosfernya sepertinya kurang sehat, dia lihat dari kacamata profesional, sebagai orang yang disiplin,” paparnya
Hal itu diungkapkan Bendahara II PSSI Jawa Barat Pradi Supriatna. Menurutnya KLB bermakna tidak memberikan kesempatan kepada ketua umum beserta pengurus yang sudah terpilih. Sebab, kata dia, pengurus saat ini baru sekira enam bulan menjabat dan masih menyusun program kerja.
“Mereka lagi susun program kerja sudah diintervensi, tidak pada saatnya ada KLB, ayo kita duduk bersama, kalaupun masalah LPI atau LSI, saya memandang masalah ini dengan kaca mata positif ini karena haus akan prestasi, mereka berlomba untuk berikan yang terbaik, perlu kita akomodir,” tuturnya kepada wartawan di Depok, Jawa Barat, Minggu (25/12/11).
PSSI Jabar, kata dia, hingga kini belum sampai bergejolak atau berpengaruh terhadap isu tersebut. Namun, lanjutnya, pihaknya mendorong pemerintah khususnya Kementrian Pemuda dan Olah Raga (Kemenegpora) untuk menjadi fasilitator pihak – pihak yang berkepentingan.
“Mari kita duduk bersama, Menpora fasilitasi kita dorong, yang dikorbankan para generasi kita, di Jabar memang belum berpengaruh, kita hanya menunggu, mudah – mudahan bisa laksanakan segera duduk bersama, kita dialog,” tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, kekisruhan ini juga berujung pada mundurnya pelatih Tim Nasional U – 23 Rahmat Darmawan. “Kita harus mengejar banyak kegiatan, kompetisi lokal dan internasional, agenda padat, RD mundur juga karena dia merasa kok atmosfernya sepertinya kurang sehat, dia lihat dari kacamata profesional, sebagai orang yang disiplin,” paparnya
0 comments:
Post a Comment