Balotelli Seperti Gunung Api, Siap Meletus

Lintasgoal.com-Di panggung penuh bintang sekalipun, Mario Balotelli selalu bisa berperan besar. Hal sama bisa terjadi pada dinihari nanti, saat Italia menantang Spanyol di partai final. Ini laga yang akan dipenuhi pemain berkelas dan kaya talenta. Tapi, sejak laga belum digelar, penyerang 21 tahun itu sudah mendapat perhatian dengan porsi cukup besar.

Gelandang Spanyol, Cesc Fabregas, menyebut Balotelli sebagai salah satu pemain berbahaya yang dimiliki Italia, selain Antonio Cassano dan Andrea Pirlo. "Ia adalah pemain yang bagus. Ia pasti akan berbahaya bagi kami," ujar Fabregas. Hal yang sama diutarakan bek Spanyol, Sergio Ramos. "Ia pemain bagus dan telah menunjukkannya saat melawan Jerman kemarin."

Pada pertemuan sebelumnya, di laga awal babak penyisihan Grup C, Ramos sempat beberapa kali berduel dengan Balotelli. Pada satu kesempatan, bola yang dikuasai Ramos sempat lepas dan direbut pemain Manchester City itu, tapi ia kemudian mampu merebutnya karena Balotelli sangat lamban membuat keputusan saat sudah berada di depan gawang Spanyol.

Setelah laga pertama yang tak terlalu meyakinkan itu, Balotelli terus memuncak. Dua golnya ke gawang Jerman, di laga semifinal, membuat ia menjadi top scorer bersama tiga pemain lain. Fabregas mengatakan, dua gol yang memulangkan Jerman itu menceritakan banyak hal tentang Balotelli. "Ia mendapat dua peluang fantastis dan mampu mencetak dua gol," ucapnya. "Saya sangat menyukai cara dia bermain."

Balotelli sejauh ini telah mampu menjawab keraguan banyak pihak. Roberto Mancini, yang sehari-hari melatih pemain ini di City, mengaku ikut kaget melihat perkembangan pemain ini bersama tim Italia. "Saya harus belajar sesuatu dari permainan yang sudah ditunjukkan Balotelli selama Piala Eropa ini," kata pelatih asal Italia itu. "Ia telah bermain bagus di posisi yang ia jalani di timnas Italia. Ia akan berkembang dan semakin dewasa."

Di Italia, Balotelli dipasang sebagai penyerang tengah, berduet dengan Antonio Cassano. Padahal, selama di City, Mancini selalu memasang Balotelli agak ke sayap, untuk memberi peran lebih besar bagi Sergio Aguerro dan Carlos Tevez. "Bukan gaya saya memasang dua penyerang di lini depan. Tapi Balotelli telah menunjukkan permainan impresif," ujar Mancini.

Mancini sudah merasakan pahit-manisnya menangani pemain ini. Meski memiliki bakat besar, ulah pemain itu juga kerap kontroversial. Toh, sang pelatih tak pernah ragu bahwa Balo--sapaan Balotelli--akhirnya akan “insaf” dan menjadi pemain besar.

Terlahir dari keluarga imigran Ghana di Italia yang tidak terlalu mapan secara finansial, Balotelli memiliki kemauan keras untuk sukses sejak kecil. Meski sempat gagal menjalani tes di Barcelona pada usia 15 tahun, semangatnya tak kendur. Ia kemudian mencorong di Inter Milan dan kini menjadi salah satu penyerang berbahaya di Manchester City.

Mantan manajer Tottenham Hotspur, Harry Redknapp, memuji Balotelli. "Ia luar biasa. Saya sempat menginginkannya untuk bergabung dengan Tottenham beberapa waktu lalu," katanya. "Ia masih muda, tapi berbahaya. Saya percaya ia akan terus meneror pemain belakang lawan selama beberapa musim ke depan."

Sang ayah, Jamie Redknapp, juga terkesan oleh pemain itu. Mantan pemain yang kini menjadi komentator itu bahkan memiliki analogi menarik mengenai Balotelli. "Ia seperti gunung api yang siap meletus. Ia memberikan banyak bahaya," ujar Jamie.

Pelatih Italia, Cesare Prandelli, layak dipuji karena kepercayaan besarnya kepada Balotelli, terutama setelah pemain itu dicela banyak pihak setelah melakukan blunder di laga awal turnamen. Bagi sang pelatih, Balotelli adalah tambahan berharga untuk timnya. "Ia telah menunjukkan permainan bagus," kata mantan pelatih Fiorentina itu. "Ia tipe penyerang modern, punya stamina bagus dan bekerja keras."

Pujian untuk Balo juga datang dari atlet bidang lain. Pembalap sepeda motor asal Italia, Valentino Rossi, menyebut Balotelli sebagai pemain penting Italia dan akan berpengaruh besar terhadap kesuksesan negara itu di masa depan. "Sayang, ia bukan pemain Inter Milan lagi," ucapnya. "Ia pribadi yang baik, berhati besar. Memang ia butuh waktu untuk dewasa. Tapi yang penting ia bisa membuat gol."

Balotelli tak mau terbuai oleh sanjung puji itu. Ia memilih berfokus pada tim dan kesiapan pribadi menjelang final. Ia ingin menjadi juara Eropa dan mempersembahkan kado bagi ayah dan ibu angkatnya yang akan hadir di stadion saat final nanti. "Saya telah lama menunggu momen ini. Ayah saya jarang bepergian jauh dan malam ini ia akan hadir di stadion. Saya akan memberikan yang terbaik bagi mereka," ujar Balotelli.