Home » » Kumpulan Kontroversi Mourinho Selama di Madrid

Kumpulan Kontroversi Mourinho Selama di Madrid

Posted by Lintas Goal | Prediksi Bola | Berita Bola | Agen Bola on Tuesday, 21 May 2013


Lintasgoal.com-MADRID – Jose Mourinho mulai bulan depan tak lagi menempati kursi panas Real Madrid. Hal itu ditegaskna oleh presiden El Real, Florentino Perez menegaskan bahwa Mourinho tak akan lagi menukangi klubnya.

Bicara Mou, berarti bicara tentang komentarnya yang penuh dengan kontroversial. Bahkan selama tiga musim Mourinho berkarier di Santiago Bernabeu bisa dibilang kicauan kontroversialnya bisa dijadikan sebuah buku.

Ya lelucon itu pantas disematkan kepadanya lantaran setiap kali berkomentar, tak lepas meninggalkan sebuah masalah. Bahkan tak jarang, ucapan yang seenaknya saja dari mulutnya, sering meninggalkan sakit hati kepada para korbannya.

Media Spanyol, AS berhasil merangkum beberapa komentar dan juga beberapa sikap kontroversi dari pelatih berpaspor Portugal itu. Dari saat awal musim dia melatih hingga menjelang pemecatannya.

Siapa Pedro Leon?
Pedro Leon merupakan pemain Madrid yang kini dipinjamkan ke Getafe. Namun dia sempat curhat ke media bahwa pernyataan Mou pernah menyakitinya. Dia merasa ‘dipermalukan’ oleh mantan pelatih Chelsea itu.

Mou yang saat itu didesak oleh para wartawan mengenai alasannya menarik keluar dari skuadnya pada pertandingan Liga Champions melawan Auxerre di Prancis, 2010 silam mengatakan dirinya tidak mengetahui siapa itu Leon.

"Anda berbicara tentang Pedro Leon seolah-olah dia (Pedro Leon) adalah Zinedine Zidane, Diego Maradona, atau Alfredo di Stefano. Dia itu Siapa?,” cetus pelatih yang menjulukinya The Only One.

Pengusiran Pertama Mourinho
Ajang Copa del Rey menjadi salah satu ajang yang tak pernah dilupakan Mourinho. Pasalnya Mou untuk pertama kalinya diusir oleh wasit karena melakukan protes keras.

Tepatnya pada saat El Real ditahan imbang Real Murcia di leg pertama. Saat itu Mou yang tak puas dengan keputusan wasit, Romero. Kemudian sang pengadil pun memaksa mengusirnya keluar dari pertandingan yang berlangsung di Estadio Nueva Condomina itu. Romero juga yang mengusir Mourinho saat Madrid melawan Villarreal.

Keluhkan Jadwal
Mengeluh menjadi hal yang sering dilakukan oleh Mourinho, salah satunya adalah saat mengeluhkan jadwal Madrid yang ternyata tidak sebagus dengan Barca. Dia pun melontarkan kicauannya dengan menyindir pihak La Liga: “Jadwal ini dbuat orang-orang yang tertawa kepada kami,”

Team Order ala Mou
Jika di Formula One ada istilah Team Order, yaitu pemesanan dari tim kepada salah satu pembalap yang tergabung dalam satu tim, secara matematis tidak berpeluang untuk menjadi juara dunia. Di era Mourinho ada istilah itu, namun beda misi.

Pada 2011 di Liga Champions, Mou diduga memerintahkan beberapa pemainnya untuk mendapatkan kartu kuning saat melawan Ajax di Amsterdam Arena. Mereka adalah Sergio Ramos, Xabi Alonso, Iker Casillas, dan Jerzy Dudek. Tujuannya adalah demi bisa bermain di laga berikutnya.

UEFA pun menghukum Madrid sebesar 120 ribu euro, termasuk Mourinho yang mendapatkan denda 40 ribu euro plus larangan satu pertandingan, Ramos (20 ribu euro) dan Alonso (10 ribu euro). Sementara Casillas dan Dudek mendapatkan sanksi 5 ribu euro.

Colok Mata Vilanova
Insiden memalukan sepakbola Spanyol terjadi pada Agustus tahun lalu. Saat itu Los Blancos kalah dari Barcelona 3-2. Kekalahan itu juga diwarnai kekisruhan antar kedua tim yang terjadi di menit-menit akhir leg kedua Piala Super Spanyol.

Kekisruhan dimulai dari aksi tekel Marcelo terhadap Cesc Fabregas, yang mewabah hingga para pemain dan juga staf kedua tim di bench. Selama perkelahian itu, Mou tiba-tiba datang dan mencolok Tito Vilanova yang saat itu masih menjadi asisten pelatih Josep Guardiola. Tanpa berdosa, pelatih 50 tahun itu kembali ke bench Madrid.

Beberapa saat setelah kejadian, Mou enggan meminta maaf kepada Barca atas perbuatan yang tidak simpatik itu. “Saya tidak akan mengatakan itu (meminta maaf) kepada Tito Vilanova,” tegasnya.

Aksi memalukan tersebut mendapat respons dari berbagai pihak dan terjadi pada saat Real Madrid menghadapi Galatasaray di Bernabeu Trofi. Di mana spanduk yang terbentang yang diduga datang dari pihak pemerintah setempat: Mou jari anda menunjuk jalan dan Mou Tidak menyesali apa-apa.

Sindir Akademi Madrid
Mungkin di antara puluhan pelatih yang telah menukangi Real Madrid, hanya Mourinho yang berani mengkritik akademi El Real yang sering disebut Castilla. Baginya kebijakan para petinggi Madrid yang tidak bisa memberi kesempatan para lulusan Castilla untuk menjajal tim utama adalah suatu kesalahan.

Kekecewaan Mou itu bercermin pada apa yang telah dilakukan Barca kepada para lulusan La Masia. Di mana mereka selalu memberi kesempatan kepada para jebolannya untuk menikmati panasnya bersaing di tim utama, tanpa harus dipinjamkan atau dijual ke tim lain.

“Barca adalah tim terbaik dalam 30 tahun terakhir, itu karena mereka mengandalkan produk asli,” ucap Mou.

Salah satu bukti upaya Mou untuk memanfaatkan lulusan Castilla adalah, dengan dibawa pulangnya Diego Lopez. “Sebenarnya saya ingin membawa pulang Diego Lopez sejak awal,” tegasnya.

Absen di Gelaran Ballon d’Or
Lantaran kesal dengan hasil pemungutan suara untuk kategori pelatih terbaik tahun ini, maka Mourinho enggan datang ke penghargaan Ballon d’Or awal tahun ini. Dia pun tak menyesali memenuhi undangan dari FIFA yang ditujukan kepadanya.

“Apakah saya menyesal tidak menghadiri acara tersebut? TIdak. Itu adalah keputusan yang tepat. Mereka menghubungi saya lebih dari satu. Dua atau tiga dari mereka menyatakan akan memilih saya, tetapi mereka memilih yang lain. Jadi saya memutuskan untuk tidak pergi,” bebernya.

Rajin Mengkritik Madridista
Bagi soerang Mourinho, mengkritik jadi santapannya. Entah siapa pun yang dianggap salah di matanya. Tak terkecuali terhadap pendukung setia El Real yang biasa akrab disapa Madridista.

Meski tidak dengan kata-kata tajam, tapi jelas dia menyayangkan hanya sedikit kelompok “suporter khusus” Madrid yang biasanya menempati tribun selatan. Pernyataan tersebut didasari oleh antara Madrid kontra CSKA Moskow dalam leg kedua16 besar Liga Champions, tahun lalu. Di mana saat itu beberapa Madridista tak datang ke tribun.

Menyisihkan Casillas demi Seorang Lopez
Kebijakan Mou yang paling hangat dan sarat kontroversi adalah mencadangkan Iker Casillas dan lebih memilih Diego Lopez untuk berdiri di bawah mistar gawang Los Blancos.

Meski sudah dihujani kritik, namun mantan pelatih Inter Milan itu tetap memasang Lopez. Terakhir final Copa del Rey antara Madrid jumpa Atletico Madrid, menjadi bukti Mou memang terpincut dengan penampilan Lopez.


0 comments:

Post a Comment