Presiden Klub Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex, malah meminta Djohar Arifin membenahi terlebih dahulu kepengurusan PSSI sekarang. “Jangan karena kepentingan individu atau golongan, banyak pihak yang dirugikan. Terutama nama bangsa seolah tidak ada harganya lagi di hadapan dunia internasional. Jadi apa salahnya persoalan dualisme kepengurusan ini dulu yang diperbaiki. Baru setelah itu bisa berbicara tentang timnas,” katanya ketika dihubungi Sripoku.com, Minggu (29/7/2012).
Dodi mengatakan, jika semua konflik sudah selesai, maka tidak ada yang sulit merekrut pemain-pemain ISL. “ Tapi kalau PSSI versi Djohar tidak mengakui ISL sebagai liga resmi, mengapa manajemen harus memikirkan dan memenuhi seluruh kehendaknya,” ujarnya.
Apalagi kata Dodi, PSSI versi Djohar sudah mengatakan bahwa Sriwijaya FC tidak berhak berlaga di Liga Champion Asia (LCA), dan lebih memilih Semen Padang yang menjadi juara IPL. Padahal menurut Dodi, secara kualitas kompetisi, Sriwijaya FC jauh lebih layak dibanding Semen Padang.
“Giliran kita ingin berlaga di Liga Champions Asia dan mengatasnamakan Indonesia, secara terang-terangan dilarang. Tapi gilaran mereka butuh pemain membela timnas, masih juga memerlukan pemain-pemain ISL. Ini namanya tidak konsisiten,” ucapnya.
Menurut Dodi, Hak-hak dari klub ISL seolah terampas oleh dualisme kompetisi ini, meski ia juga menyadari para pemainlah yang pada akhirnya paling dirugikan. “Sekarang kami sudah membayar pemain ini mahal-mahal. Saat mereka butuh, pemain kita diambil, dan saat tidak dibutuhkan, seolah dijadikan sampah yang tidak ada artinya,” cetusnya.
“Kalau semua sudah beres, tidak ada lagi konflik, kompetisi sudah jelas, maka apapun itu demi kepentingan timnas, saya orang yang pertama mengizinkan pemain membela nama bangsanya,” jelasnya.
0 comments:
Post a Comment