Lintasgoal.com-PT Liga Indonesia selaku "operator" kompetisi Indonesia Super League (ISL) akan memanggil empat klub bermasalah di musim kompetisi 2011/2012. Satu di antaranya PSMS Medan. Pemanggilan terkait penanggulangan krisis finansial akut hingga tertunggaknya gaji pemain, tim pelatih dan ofisial.
CEO PT LI, Joko Driyono mengatakan pihaknya bakal menggelar acara Forum Klub pada pertengahan September nanti. Dalam pertemuan tersebut akan dipertanyakan apakah klub-klub lain setuju untuk agar keempat klub ini dibantu persoalan keuangannya. Namun sebelumnya, mereka akan melakukan inspeksi secara langsung ke klub-klub terkait.
"BLI (Badan Liga Indonesia, red) hanya punya tunggakan sebesar Rp 500 juta lagi kepada PSMS Medan ISL. Perlu dipahami bahwa alokasi dana sebesar Rp 3 Miliar sifatnya bantuan bukan dijadikan tumpuan pembayaran operasional klub. Sedari awal skenario BLI, dana Rp 3 miliar ini hanya penyokong kecil," katanya saat dihubungi Tribun lewat sambungan telepon dari Medan, Jumat (7/9/2012).
Pernyataan langsung Joko ini sekaligus mementahkan statemen Idris (CEO PSMS Medan ISL) yang menyebutkan BLI masih punya kewajiban membayarkan Rp 1 Miliar lagi.
"Seharusnya Rp 1,5 M, tapi Rp 500 juta pernah diberikan BLI untuk pembiayaan tiket sewaktu tur di Papua. Jadi, dana yang kita tunggu dari BLI itu, tinggal Rp 1 M lagi," kata Idris pada Tribun beberapa waktu lalu.
Joko juga menyebut, keliru jika PSMS menjadikan BLI sebagai satu-satunya sumber pendanaan. "Kami memang punya janji untuk menalangi klub-klub bermasalah dari dana abadi. Mekanismenya adalah mempertanyakan klub-klub lebih dulu. Kalau disetujui akan kita lakukan. Menggantungkan harapan pada kami, seolah-olah sumber masalah itu BLI," ujar Joko.
Kapten PSMS ISL musim 2011-2012, Sasa Zecevic, menyambut antusias inisiatif PT LI yang terjun langsung menyelesaikan kisruh soal gaji. Namun jika benar apa yang dikemukakan Joko Driyono, maka ia pesimistis tunggakan gajinya yang ada di PSMS bakal bisa ia terima secara penuh.
"Kalau hanya Rp 500 juta lagi, jelas itu tak berarti apa-apa buat kami para pemain. Karena kami ada 20-an orang, belum termasuk beberapa staf dan pelatih. Ada enam bulan gaji yang belum dibayar, juga sisa sepuluh persen kontrak. Jadi kalau BLI bilang mau membantu memecahkan masalah, kami pemain harus tahu apa tahu sebenarnya yang terjadi. Jika BLI bilang bantu 1,5 miliar di putaran kedua, kenapa tinggal Rp 500 juta," ujarnya saat berkomunikasi dengan Tribun lewat fasilitas Blackberry Messenger (BBM).
"Saya tidak tahu yang terjadi. Manajemen yang tahu, karena mereka yang selalu berhubungan dengan sponsor dan BLI. Sebagai pemain, kami hanya ingin hak dibayarkan, dan pemain mendapatkan penjelasan. Karena pemain banyak yang kesulitan mendapatkan info soal ini (gaji). PSMS itu klub yang besar. Tapi banyak hal yang tidak jelas. Sebenarnya, dengan nama besarnya, PSMS tak pantas berada dalam lilitan persoalan seperti sekarang," ujarnya menambahkan
0 comments:
Post a Comment