Di manapun bermain setelah meninggalkan Belanda, Robben selalu berhasil dan mendapat tempat di skuad utama. Seperti halnya di Chelsea dan Real Madrid, ia pun menjadi bintang di FC Hollywood, yang membelinya seharga 25 juta euro di musim panas 2009.
Permainan lincah Robben, baik di sayap kiri maupun kanan, serta kemampuannya mencetak gol, membuat Bayern menjadi juara Bundesliga di musim 2009/2010. Si kidal dari Belanda itu pun dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Jerman di musim itu.
Robben, yang fasih berbicara bahasa ibunya, Inggris, Spanyol dan Jerman, menjadi pemain andalan Bayern. Duetnya bersama winger Prancis Franck Ribery menjadi fenomena tersendiri, sampai-sampai mereka mendapatkan julukan "Robbery".
Kelemahan Robben adalah fisiknya yang ringkih alias rentan cedera, sebab mana ia dijuluki pula "Si Manusia Kaca". Temperamennya juga kerap bermasalah. Selama di Bayern ia pernah bentrok fisik secara emosional dengan Philipp Lahm, Thomas Mueller, dan bahkan Ribery.
Tapi jika kondisinya prima, Robben selalu menebar ancaman buat tim-tim lawannya, termasuk ketika Bayern menghadapi Chelsea di final Liga Champions di Allianz Arena, Munich, pada Minggu (20/5/2012) dinihari WIB.
Namun, kali itu nasib baik tidak berpihak pada Robben. Ketika Mario Gomes dijatuhkan Didier Drogba di kotak penalti Chelsea, dan Bayern mendapatkan hadiah penalti di extra time dalam kedudukan 1-1, ia malah membuang peluang terbesar timnya.
Maju sebagai algojo, tendangan 11 meter Robben tidak terlalu bagus dan dapat diredam kiper Petr Cech. Bayern batal mencetak gol, dan akhirnya malahan kalah adu penalti. Di drama tos-tosan, Robben menolak menjadi lima algojo pertama timnya karena trauma.
"Aku tak bisa melukiskan dengan kata-kata, bagaimana perasaanku. Tapi ini malam yang sangat buruk," tutur pria 28 tahun itu seusai pertandingan, dikutip ESPN.
"Dua atau tiga kali Anda merasa sudah menggenggam piala itu (saat pertandingan masih berlangsung), tapi akhirnya Anda tidak dapat apa-apa.
"Memang bukan tendangan penalti yang bagus. Aku ingin menendang bola keras-keras ke arah atas, tapi bolanya tidak naik. Sungguh tendangan penalti yang buruk. Setelah itu aku masih bermain main, tapi Anda pun harus mengubah mindset tentang kegagalan itu."
Setelah pertandingan berakhir Robben adalah satu dari dua pemain Bayern yang terlihat paling terpukul selain Bastian Schweinsteiger. Banyak orang mendekati dia termasuk eks rekannya di Chelsea, Didier Drogba.
"Drogba dan Michel Platini (presiden UEFA) mencoba menghiburku. Itu bagus, tapi tidak ada artinya. Aku menginginkan piala itu, tapi itu tidak terjadi."
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
0 comments:
Post a Comment